GEOGRAFI UNHALU

Selasa, 27 November 2012

GEOGRAFI TANAH


MAKALAH GEOGRAFI TANAH

“TEKSTUR, BAGIAN-BAGIAN, UNSUR HARA DAN KANDUNGAN TANAH SERTA PROSES PEMBENTUKAN TANAH”


PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik.Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara,air dan unsur-unsur yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akarTanah juga menjadi habitat hidup bagi makhluk mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi tempat untuk hidup dan bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

B.     Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam pembahasan ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan tekstur tanah dan bagian-bagiannya?
2.      Apa saja unsur hara tanah dan kandungannya?
3.      Bagaimanakah proses pembentukan tanah?



PEMBAHASAN


A.    Pengertian Tekstur Tanah dan Bagian-Bagian Tanah
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasartan atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah di tentikan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarklan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal kemampuannya menahan air.tekstur tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan 3 jenis partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.disini dijelaskan pula bahwa tanah yang mengandung banyak lempung dianggap memiliki tingkat kesuburan yang tinggi.
Tekstur tanah adalah keadaan tanah yang menunjukan kasar halusnya tanah. Ini dapat dideteksi dengan cara memirit tanah denngan jari tangan.
Klasifikasi Tekstur Tanah:
Pengelompokan tanah terdiri dari : pasir, debu, liat
1)      Pasir
-          memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
-          berbutir
-          tidak lengket
-          tidak bias dibentuk bola atau gulungan
-          pengalirkan air (porous/permeable)

2)      Debu/Endapan
-          terasa tidak kasar
-          masih terasa berbutiran
-          agak melekat
-          dapat dibentuk bola atau tegak
3)      Liat
-          terasa berat
-          halus
-          sangat lekat
-          dapat dibentuk bola dengan baik
-          mudah digulung
-          juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih
-          agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)

Tabel klasifikasi tekstur tanah

Mm Inchi Klasifikasi
2,0 0,08 Sangat kasar pasir
1,0 0,04 Kasar pasir
0,500 0,002 Sedang pasir
0.100 0.004 Halus pasir
0,050 0,002 Sangat halus pasir
0,002 0,008 Debu
0,002 0,009 liat

Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Lapisan dibedakan umumnya pada keadaan fisik yang terlihat, warna dan tekstur adalah yang utama. Hal ini membawa pengklasifikasian lebih lanjut dalam hal tekstur tanah yang dipengaruhi ukuran partikel, seperti apakah tanah itu lebih berpasir atau lebih liat dari pada lapisan tanah di atas dan di bawahnya.
Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang kadang-kadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R.
a.       Lapisan O
Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang berasal dari berbagai tingkatdekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian dari tanah itu sendiri.

b.      Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A. Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi. Organisme tanah seperti cacing tanaharthropodanematodajamur, dan berbagai spesies bakteridan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar tanaman.

c.       Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium, atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan, atau kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas dari lapisan A.

d.      Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.

e.       Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.




B.     Unsur Hara Tanah dan Kandungannya

Beberapa Unsur Hara dalam tanah:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a)      Unsur Hara Makro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Unsur hara makro meliputi: Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang/sulfur (S).
b)      Unsur Hara Mikro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil. Unsur hara mikro meliputi: Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).

Berbagai unsur hara tanah dan kandungannya :
1.      Nitrogen (N)
Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun, dan tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
2.      Fosfor (P)
Posfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Posfor digunakan sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.
3.      Kalium (K)
Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air.
-          Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-          Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun
 berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
4.      Kalsium (Ca)
5.      Magnesium (Mg)
6.      Sulfur (S)
7.      Ferum/besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero(Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). MineralFe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4),hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplasatau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengandemikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antaralain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangankloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2OFungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme.Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Femenyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan proteinmenjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan


5
kaadar asam amino pada daundan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapatdisebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semuaenzim
8.      Mangan (Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapatdiserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun.Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari logam yang satu ke organlain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonatdan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3)dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahanferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit(MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat.
Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruhterhadap valensi Mn.Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein,karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs,dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkandalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuansampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin
9.      Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersediauntuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikandari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boronsering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisimineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineraldalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimenyang telah mengalami metomorfosis.Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineraltanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat,karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahanserbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringanmeristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

10.  Molibdenum (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif  besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewanyang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas,kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo.Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit(CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanahgambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikiandengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah.Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II)oksida hidrat.Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase danxantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan matidan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit.Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulangdaun lebih dominan
11.  Klorin (CI)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapatdiserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cldalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik padatanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor  berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilanganair yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapasawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari prosesfotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting(daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
12.  Kuprum/tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) danCu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah tanaman bik dalam xylemmaupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cudalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S),kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit[(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit[(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa inimempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atomCu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan plastosianin.Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dankarbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi Nsecara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antaralain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah
13.  Zink/seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserapdalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk komplekskhelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zndalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S],smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sisteindesulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbonanhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan seldan ruas batang.Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan seringmenyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi seringmenunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daunmengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis
14.  Natrium (Na)



C.    Proses Terbentuknya Tanah

Melalui proses pelapukan Batuan:
a.       Pelapukan fisik
Pelapukan fisik yang terpenting adalah akibat naik turunnya suhu dan perbedaan kemempuan memuai (mengembang) dan mengerut dari masing-masing mineral.
b.      Pelapukan secara biologic-mekanik
Akar-akar yang masuk kedalam batuan melalui retakan-retakan batuan dapat terus berkembang dengan kekuatan yang sangat tinggi sehimgga dapat menghancurkan batuan tersebut.
c.       Pelapukan kimia
-          Hidrasi dan dehidrasi
-          Oksidasi dan reduksi
-          Hidrolisis
-          Pelarutan (solution)

Faktor-faktor pembentukan tanah
Lima fator yang dianggap aling penting yaitu :
a.       Iklim
Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reasi kimia dan fisika. Adanya curah hujan dan suhu tinggi di daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat sehingga proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat.
b.      Organisme
Akumulasi bahan organik, siklus unur hara, dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat mempengaruhi oleh kegiatan organism dalam tanah.
c.       Bahan induk
Sifat-sifat dari bahan induk masih tetap terlihat, bahkan pada tanah daerah humid yang tlah mengalami pelapukan sangat lanjut. Batuan di mana bahan induk berasal dibedakan menjadi batuan beku, sedimen, metamorf dan bahan induk organic.
d.      Topografi
1.      Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan masa tanah
2.      Mempengaruhi dalamnya air tanah
3.      Mempengaruhi besarnya erosi
4.      Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut di dalamnya
e.       Waktu
Tanah terus menerus berubah akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus, karena bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi : tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.





PENUTUP


Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.
Lapisan lapisan tanah terdiri dari:
a.       Lapisan O
Lapisan O menujukkan kata "organik".
b.      Lapisan A
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah
c.       Lapisan B
Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah
d.      Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B.
e.       Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian pelapukan bebatuan menjadi tanah.

2.      Berbagai unsur hara tanah dan kandungannya :
a.       Nitrogen (N)
b.      Kalium (K)
c.       Kalsium (Ca)
d.      Magnesium (Mg)
e.       Sulfur (S)
f.       Ferum (Fe)
g.      Klorin (CI)
h.      Mangan (Mn)
i.        Kuprum (Cu)
j.        Zink (Zn)
k.      Boron (B)
l.        Molibdenum (Mo)
m.    Natrium (Na)
n.      Fosfor (P)

3.      Tanah terbentuk melalui proses pelapukan batuan, baik pelapukan fisik, biologi dan kimia. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah adalah sebagai berikut:
a.       Iklim
b.      Organisme
c.       Bahan induk
d.      Topografi

DAFTAR PUSTAKA