GEOGRAFI UNHALU

Kamis, 20 Desember 2012

BOLA LANGIT



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Angkasa dan bintang-bintang yang bersinar indah di malam hari telah menumbuhkan rasa kekaguman dan ingin tahu manusia akan keberadaan benda-benda langit di atas sana. Oleh karena itu, manusia mencari tahu keberadaan bintang di langit dengan menggunakan ilmu astronomi. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan sebuah bintang, kita bisa menggunakan gambar sketsa bola langit. Dalam pembahasan makalah ini akan di jelaskan apa sebenarnya yang di maksud dengan bola langit tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.    Apa yang dimaksud dengan bola langit?
2.    Apa manfaat dari mempelajari bola langit?
3.    Bagaimanakah cara melukis bola langit?
4.    Bagaimana sikap – sikap bola langit?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan bola langit.
2.      Untuk mengetahui apa manfaat dari mempelajari bola langit.
3.      Untuk mengetahui bagaimana cara melukis bola langit.
4.      Untuk mengetahui bagaimanakah sikap-sikap bola langit itu.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1.      Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bola langit.
2.      Kita dapat mengetahui apa manfaat dari mempelajari bola langit.
3.      Kita dapat mengetahui bagaimana cara melukis bola langit.
4.      Kita dapat mengetahui bagaimanakah sikap-sikap bola langit itu.









PEMBAHASAN


A.    Pengertian Bola Langit

Dalam ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut. Bola langit memiliki beberapa istilah menurut titik pengamat seorang manusia di bumi. Zenit merupakan titik langit yang berada tepat di atas kepala pengamat. Sedangkan nadir adalah titik yang berada tepat di bawah kaki pengamat.

Bola langit dapat digunakan secara geosentrik maupun toposentrik. Geosentrik berarti bola tersebut berpusat pada pengamat khayal yang berada di pusat bumi dan efek paralaks tidak diperhitungkan. Sementara toposentrik berarti bola tersebut berpusat pada pengamat di permukaan Bumi dan paralaks horizontal tidak dapat selalu diabaikan.

Dalam mempelajari bola langit, manusia menggunakan patokan kutub utara dan kutub selatan bumi. Sehingga dalam hal ini muncul dua istilah Kutub Langit Utara dan Kutub Langit Selatan. Kutub Langit Utara adalah pertemuan antara bola langit dengan perpanjangan garis kutub selatan dan kutub utara. Sedangkan Kutub Langit Selatan adalah pertemuan antara bola langit dengan perpanjangan garis kutub utara dan kutub selatan.


Saat belajar astronomi bola langit, para ahli perbintangan menggunakan titik O dengan koordinat (0,0) yaitu pusat bumi sebagai titik acuan atau pusat koordinat. Sedangkan koordinat titik-titik lain, misalnya benda-benda langit ditentukan berdasarkan posisinya terhadap titik asal.

B.     Manfaat Mempelajari Bola Langit

Manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari bola langit adalah mengetahui letak sebuah bintang dan garis edar bintang tersebut. Jauh sebelum ilmu pengetahuan cara menggambar bola langit ditemukan, manusia telah menemukan cara alami tentang posisi bintang di langit. Kakek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa pelaut yang memanfaatkan keberadaan bintang-bintang di langit sebagai petunjuk dalam berlayar. Sebagian dari mereka juga menggunakan rasi bintang sebagai petunjuk awal melaksanakan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.

C.     Lukisan Bola Langit

Cara menggambar bola langit, adalah sebagai berikut:
1.      Buatlah sebuah lingkaran dengan radius 5cm atau lebih besar.
2.      Tarik diameter yang horizontal dan yang vertikal.
3.      Buatlah lingkaran horizontal berpusat di titik pusat lingkaran. Inilah horizon bola langit pada bola langit itu.
4.      Buatlah 4 mata angin pada horizon yaitu S, B, U, dan T.
5.      Lihat contoh gambar di bawah ini.




6.      Kita lihat beberapa tanda yaitu,  Z = zenith, N = nadir, S = selatan, B = barat, U = utara, T = timur.
7.      Garis TB tegak lurus terhadap SU. (pada elips).




Istilah-istilah yang berhubungan dengan lukisan bola langit, yaitu sebgai berikut:
1.      Lingkaran besar pada bola langit ialah lingkaran yang mempergunakan garis tengah bola langit itu sebagai garis tengahnya, seperti horizon yang telah kita buat.
2.      Lingkaran vertikal ialah lingkaran besar pada bola langit yang bergaris tengah garis vertikal.
3.      Meridian langit ialah lingkaran vertikal yang melalui titik-titik Utara dan Selatan.
4.      Lingkaran tinggi ialah lingkaran vertikal yang melalui bintang dan yang dipergunakan untuk mengukur tinggi bintang itu.
5.      Lingkaran almukantarat ialah lingkaran kecil yang sejajar dengan horizon.

Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon, meliputi:
a.       Tinggi bintang yaitu busur pada lingkaran tinggi yang melalui bintang itu, antara bintang itu dengan proyeksinya di horizon.

Besar busur tinggi 0o sampai 90o, jika bintang itu di atas horizon, atau dari 0o sampai -90o, jika di bawah horizon.

Bintang yang terletak di bawah horizon tidak dapat dilihat, akan tetapi dapat dilukis pada bola langit.






b.      Azimuth sebuah bintang ialah busur pada horizon diukur dari titik Selatan menuju/melalui titik Barat sampai proyeksi bintang itu pada horizon, dihitung dari 0o sampai 360o.

Ada beberapa ketentuan tentang azimut. Dalam makalah ini azimut ditetapkan berpangkal di titik Selatan dan diukur pada horizon menuju Barat dan seterusnya. Kita gunakan ketentuan ini, (ada juga azimut yang berpangkal di titik utara).

Sekarang kita lihat langit di atas kita. Misalnya tempat matahari saat itu di langit sebelah Timur agak ke Utara di tengah-tengah antara Zenit kita dengan horizon. Tarik lingkaran vertikal (khayal) melalui matahari, sehingga memotong horizon di M1. Busur yang menghubungkan Zenit dengan M1 melalui matahari, itulah lingkaran tinggi dan M1 adalah proyeksi matahari di horizon. Misalnya busur M1T (antara M1 dengan titik Timur = 30o).




Dengan demikian, matahari dapat kita tentukan sebagai berikut.
Tgiom    = Tinggi matahari        = 45o yaitu busur MM1
Azom    = Azimut matahari      = 240o yaitu busur SBUm1
om            = Matahari

Tinggi matahari ialah busur antara M1dengan matahari dan azimuth matahari ialah busur yang di mulai dari titik S (selatan) melalui barat dan Utara sampai m1.

Jika kita buat juga pada bola langit lingkaran yang sejajar dengan horizon melalui matahari, maka lingkaran inilah yang disebut lingkaran almunkarat. Lingkaran itu terletak 45o di atas horizon, kesan pengelihatan kita dapat dinyatakan dengan lukisan letak matahari pada bola langit. Pada waktu bersamaan, kebetulan kita lihat pula bulan pada kedudukan azimut 90o dan tinggi 30o seperti terlukis pada gambar.


D.                Sikap-Sikap Bola Langit

Dari berbagai tempat yang berbeda lintangnya, sikap bola langit akan berbeda pula. Misalnya jika kita berdiri di Pontianak. Pada tengah hari tanggal 21 maret, matahari akan lewat tepat di zenith kota itu. Akan tetapi, di Jakarta (6oLS) atau pulau Rote (11oLS), tengah hari pada hari yang sama matahari akan lewat miring ke Utara. Sebaliknya, tengah hari da sabang (6oLU) atau Singapura 1o40’LU, matahari miring ke Selatan. Di Tokyo (36oLU) sepanjang tahun tidak akan pernah matahari lewat di zenith kota itu. Demikian juga di new York (41oLU), Moskwa (56oLU), Buenos Aires (35oLS), Sydney (34oLS), dan kota-kota lain yang letaknya di sebelah utara garis balik Utara (GBU) atau di sebelah selatan Garis Balik Selatan (GBS).

Hal ini yang dinamakan perbedaan sikap bola langit. Sikap bola langit bergantung kepada derajat lintang tempat tinjauan. Lambang lintang tempat tinjauan ialah β (Beta).


Pada umumnya bola langit dibedakan 3 sikap, yaitu sebagai berikut.
1.      Sikap bola langit tegak, jika khatulistiwa serta garis edar benda langit yang lain tegak lurus terhadap horizon. Bola langit yang tegak yaitu bola langit untuk lintang tempat tinjauan khatulistiwa atau β = 0o. Semua tempat yang terletak digaris khatulistiwa mempunyai bola langit yang tegak, seperti Pontianak dan Bonjol di Negara kita, dan danau Victoria di Afrika.





2.      Sikap bola langit miring, jika khatulistiwa dan garis edar benda langit yang lain miring terhadap horizon. Tempat-tempat di bumi dengan lintang geografik bukan 0o, akan tetapi lebih kecil dari 90oLU maupun LS mempunyai bola langit yang miring.






     



K di khatulistiwa (Lintang 0o)          β = 0o
L di 30o LS                                       β = 30o LS
M di 60o LU                                     β = 60o LU

3.      Sikap bola langit sejajar, jika β = 90o LU atau 90oLS yaitu untuk tempat tinjauan kutub utara atau kutub selatan.



PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Bola langit adalah suatu bangun khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut.
2.      Manfaat yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari bola langit adalah mengetahui letak sebuah bintang dan garis edar bintang tersebut.
3.      Sikap-sikap bola langit dibedakan menjadi 3, yaitu tegak, miring, dan sejajar.


B.     Saran

Dengan terbentuknya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari kosmografi khususnya dalam bola langit.