PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angkasa dan bintang-bintang yang bersinar indah di
malam hari telah menumbuhkan rasa kekaguman dan ingin tahu manusia akan
keberadaan benda-benda langit di atas sana. Oleh karena itu, manusia mencari
tahu keberadaan bintang di langit dengan menggunakan ilmu astronomi. Untuk
mengetahui posisi atau kedudukan sebuah bintang, kita bisa menggunakan gambar
sketsa bola langit. Dalam pembahasan makalah ini akan di jelaskan apa
sebenarnya yang di maksud dengan bola langit tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan bola langit?
2. Apa manfaat dari mempelajari bola langit?
3. Bagaimanakah cara melukis bola langit?
4. Bagaimana sikap – sikap bola langit?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui apa yang di maksud dengan bola langit.
2. Untuk
mengetahui apa manfaat dari mempelajari bola langit.
3. Untuk
mengetahui bagaimana cara melukis bola langit.
4. Untuk mengetahui
bagaimanakah sikap-sikap bola langit itu.
D. Manfaat
Adapun
manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Kita
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bola langit.
2. Kita
dapat mengetahui apa manfaat dari mempelajari bola langit.
3. Kita
dapat mengetahui bagaimana cara melukis bola langit.
4. Kita
dapat mengetahui bagaimanakah sikap-sikap bola langit itu.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bola Langit
Dalam
ilmu pengetahuan Fisika, definisi bola langit adalah suatu bangun khayal yang
berbentuk bola dengan bumi sebagai pusatnya, sedangkan benda-benda langit seakan-akan
menempel pada bagian dalam kulit bola tersebut. Bola langit memiliki beberapa
istilah menurut titik pengamat seorang manusia di bumi. Zenit merupakan titik
langit yang berada tepat di atas kepala pengamat. Sedangkan nadir adalah titik
yang berada tepat di bawah kaki pengamat.
Bola langit dapat digunakan secara
geosentrik
maupun toposentrik. Geosentrik berarti bola
tersebut berpusat pada pengamat khayal yang berada di pusat bumi dan efek paralaks
tidak diperhitungkan. Sementara toposentrik berarti bola tersebut berpusat pada
pengamat di permukaan
Bumi dan paralaks horizontal tidak dapat
selalu diabaikan.
Dalam
mempelajari bola langit, manusia menggunakan patokan kutub utara dan kutub
selatan bumi. Sehingga dalam hal ini muncul dua istilah Kutub Langit Utara dan
Kutub Langit Selatan. Kutub Langit Utara adalah pertemuan antara bola langit
dengan perpanjangan garis kutub selatan dan kutub utara. Sedangkan Kutub Langit
Selatan adalah pertemuan antara bola langit dengan perpanjangan garis kutub
utara dan kutub selatan.
Saat belajar astronomi bola langit, para ahli perbintangan menggunakan titik O dengan koordinat (0,0) yaitu pusat bumi sebagai titik acuan atau pusat koordinat. Sedangkan koordinat titik-titik lain, misalnya benda-benda langit ditentukan berdasarkan posisinya terhadap titik asal.
B.
Manfaat
Mempelajari Bola Langit
Manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari bola langit adalah mengetahui letak
sebuah bintang dan garis edar bintang tersebut. Jauh sebelum ilmu pengetahuan
cara menggambar bola langit ditemukan, manusia telah menemukan cara alami
tentang posisi bintang di langit. Kakek moyang bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa pelaut yang memanfaatkan keberadaan bintang-bintang di langit sebagai
petunjuk dalam berlayar. Sebagian dari mereka juga menggunakan rasi bintang
sebagai petunjuk awal melaksanakan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.
C.
Lukisan
Bola Langit
Cara
menggambar bola langit, adalah sebagai berikut:
1.
Buatlah
sebuah lingkaran dengan radius 5cm atau lebih besar.
2.
Tarik
diameter yang horizontal dan yang vertikal.
3.
Buatlah
lingkaran horizontal berpusat di titik pusat lingkaran. Inilah horizon bola
langit pada bola langit itu.
4.
Buatlah
4 mata angin pada horizon yaitu S, B, U, dan T.
5.
Lihat
contoh gambar di bawah ini.
6.
Kita
lihat beberapa tanda yaitu, Z = zenith,
N = nadir, S = selatan, B = barat, U = utara, T = timur.
7.
Garis
TB tegak lurus terhadap SU. (pada elips).
Istilah-istilah
yang berhubungan dengan lukisan bola langit, yaitu sebgai berikut:
1.
Lingkaran
besar pada bola langit ialah lingkaran yang mempergunakan garis tengah bola
langit itu sebagai garis tengahnya, seperti horizon yang telah kita buat.
2.
Lingkaran
vertikal ialah lingkaran besar pada bola langit yang bergaris tengah garis
vertikal.
3.
Meridian
langit ialah lingkaran vertikal yang melalui titik-titik Utara dan Selatan.
4.
Lingkaran
tinggi ialah lingkaran vertikal yang melalui bintang dan yang dipergunakan
untuk mengukur tinggi bintang itu.
5.
Lingkaran
almukantarat ialah lingkaran kecil yang sejajar dengan horizon.
Ordinat-ordinat
dalam tata koordinat horizon, meliputi:
a.
Tinggi
bintang yaitu busur pada lingkaran tinggi yang melalui bintang itu, antara
bintang itu dengan proyeksinya di horizon.
Besar
busur tinggi 0o sampai 90o, jika bintang itu di atas
horizon, atau dari 0o sampai -90o, jika di bawah horizon.
Bintang
yang terletak di bawah horizon tidak dapat dilihat, akan tetapi dapat dilukis
pada bola langit.
b.
Azimuth
sebuah bintang ialah busur pada horizon diukur dari titik Selatan
menuju/melalui titik Barat sampai proyeksi bintang itu pada horizon, dihitung
dari 0o sampai 360o.
Ada
beberapa ketentuan tentang azimut. Dalam makalah ini azimut ditetapkan
berpangkal di titik Selatan dan diukur pada horizon menuju Barat dan
seterusnya. Kita gunakan ketentuan ini, (ada juga azimut yang berpangkal di
titik utara).
Sekarang
kita lihat langit di atas kita. Misalnya tempat matahari saat itu di langit
sebelah Timur agak ke Utara di tengah-tengah antara Zenit kita dengan horizon.
Tarik lingkaran vertikal (khayal) melalui matahari, sehingga memotong horizon
di M1. Busur yang menghubungkan Zenit dengan M1 melalui
matahari, itulah lingkaran tinggi dan M1 adalah proyeksi matahari di
horizon. Misalnya busur M1T (antara M1 dengan titik Timur
= 30o).
Dengan
demikian, matahari dapat kita tentukan sebagai berikut.
Tgiom = Tinggi matahari = 45o yaitu busur MM1
Azom = Azimut matahari = 240o yaitu busur SBUm1
om = Matahari
Tinggi
matahari ialah busur antara M1dengan matahari dan azimuth matahari
ialah busur yang di mulai dari titik S (selatan) melalui barat dan Utara sampai
m1.
Jika
kita buat juga pada bola langit lingkaran yang sejajar dengan horizon melalui
matahari, maka lingkaran inilah yang disebut lingkaran almunkarat. Lingkaran
itu terletak 45o di atas horizon, kesan pengelihatan kita dapat
dinyatakan dengan lukisan
letak matahari pada bola langit. Pada waktu bersamaan, kebetulan kita lihat
pula bulan pada kedudukan azimut 90o dan tinggi 30o
seperti terlukis pada gambar.
D.
Sikap-Sikap
Bola Langit
Dari
berbagai tempat yang berbeda lintangnya, sikap bola langit akan berbeda pula.
Misalnya jika kita berdiri di Pontianak. Pada tengah hari tanggal 21 maret,
matahari akan lewat tepat di zenith kota itu. Akan tetapi, di Jakarta (6oLS)
atau pulau Rote (11oLS), tengah hari pada hari yang sama matahari
akan lewat miring ke Utara. Sebaliknya, tengah hari da sabang (6oLU)
atau Singapura 1o40’LU, matahari miring ke Selatan. Di Tokyo (36oLU)
sepanjang tahun tidak akan pernah matahari lewat di zenith kota itu. Demikian
juga di new York (41oLU), Moskwa (56oLU), Buenos Aires
(35oLS), Sydney (34oLS), dan kota-kota lain yang letaknya
di sebelah utara garis balik Utara (GBU) atau di sebelah selatan Garis Balik
Selatan (GBS).
Hal
ini yang dinamakan perbedaan sikap bola langit. Sikap bola langit bergantung
kepada derajat lintang tempat tinjauan. Lambang lintang tempat tinjauan ialah β
(Beta).
Pada
umumnya bola langit dibedakan 3 sikap, yaitu sebagai berikut.
1.
Sikap
bola langit tegak, jika khatulistiwa serta garis edar benda langit yang lain
tegak lurus terhadap horizon. Bola langit yang tegak yaitu bola langit untuk
lintang tempat tinjauan khatulistiwa atau β = 0o. Semua tempat yang
terletak digaris khatulistiwa mempunyai bola langit yang tegak, seperti
Pontianak dan Bonjol di Negara kita, dan danau Victoria di Afrika.
2.
Sikap
bola langit miring, jika khatulistiwa dan garis edar benda langit yang lain
miring terhadap horizon. Tempat-tempat di bumi dengan lintang geografik bukan 0o,
akan tetapi lebih kecil dari 90oLU maupun LS mempunyai bola langit
yang miring.



3. Sikap bola langit sejajar, jika β
= 90o LU atau 90oLS yaitu untuk tempat tinjauan kutub
utara atau kutub selatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Bola
langit adalah suatu bangun khayal yang berbentuk bola dengan bumi sebagai
pusatnya, sedangkan benda-benda langit seakan-akan menempel pada bagian dalam
kulit bola tersebut.
2.
Manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari bola langit adalah mengetahui letak
sebuah bintang dan garis edar bintang tersebut.
3.
Sikap-sikap
bola langit dibedakan menjadi 3, yaitu tegak, miring, dan sejajar.
B.
Saran
Dengan terbentuknya makalah ini,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca agar
bisa memahami dan mempelajari kosmografi
khususnya dalam bola langit.