Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi
bidang kajiannya. Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek matrial dan obyek
formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan
obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam
menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang
satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau
hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang meliputi
litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga
menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi,
biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material
tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi,
fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu
yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek
formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang
digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki
pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik
itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan
keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan
(ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex
approach).
Objek Studi Geografi
Geografi memiliki cara berfikir yang khas dan
berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain karena geografi menekankan
pembahasannya pada gejala-gejala fisik dan sosial dalam hubungan saling
kebergantungan.
Objek studi geografi pada dasarnya dibedakan
menjadi dua, yaitu objek studi material dan objek studi formal.Objek Studi
Material. Objek studi material adalah segala materi yang menjadi kajian dalam
geografi. Sesuai dengan pengertian geografi maka yang menjadi objek studi
material adalah segala fenomena geosfer, baik fisik maupun sosial. Objek studi
material fisik antara lain iklim, tanah, dan air, sedangkan objek studi
material sosial antara lain persebaran penduduk, mobilitas penduduk, dan pola
permukiman.
Objek Studi Formal. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan geografi dengan ilmu-ilmu yang lain.
Objek Studi Formal. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan geografi dengan ilmu-ilmu yang lain.
Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu.
Sudut pandang ini berbeda dengan sudut pandang ilmu yang lain. Contohnya,
sejarah yang menitikberatkan pada waktu (time), antropologi pada budaya
(culture), ekonomi pada biaya (cost) dan hukum pada norma (norm, standard).
Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut objek materialnya sama, yaitu membahas hubungan
manusia dengan lingkungan hidupnya.
Gejala-gejala Geografi dalam Hidup Sehari-hari
Gejala-gejala geografi yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari, tercermin dalam berbagai hal, antara lain dalam
persebaran pemukiman, persebaran pusat-pusat aktivitas penduduk (sekolah,
rumah, pasar dan industri), peristiwa alam seperti banjir, gempa, letusan
gunung api, cuaca, iklim dan sebagainya.
Di dalam geosfer peristiwa-peristiwa alam banyak
yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara langsung ataupun tidak langsung.
Secara langsung maksudnya manusia dapat merasakan sedangkan tidak langsung
maksudnya berpengaruh terhadap manusia walaupun manusia tersebut tidak semua
merasakannya.
Dalam uraian berikut akan dijelaskan obyek
kajian material dan obyek kajian formal dalam kaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Kajian Obyek Material Geografi dalam kaitannya
dengan Kehidupan Sehari-hari
1. Gejala pada Atmosfer
Antara lain sebagai berikut:
a.
Terjadi perubahan musim.
Akibat yang berpengaruh
adalah pada musim penghujan, para petani mulai menggarap lahannya.
b.
Bisa juga berpengaruh pada
jenis pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim dingin,
pakaian yang digunakan tebal-tebal.Bisa juga berpengaruh pada jenis pakaian
yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim dingin, pakaian yang
digunakan tebal-tebal.
2.
Gejala pada Hidrosfer
Antara lain sebagai berikut:
a.
Besar kecilnya air
limpasan, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi oleh
penggunaan lahan oleh manusia. Bila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat
peresapan air, dijadikan untuk permukiman, atau kegiatan pertanian yang tidak
memperhatikan pelestariannya, maka air limpasan semakin banyak. Air limpasan
yaitu air yang mengalir di permukaan tanah (run off).
b.
Besar kecilnya cadangan air
tanah dipengaruhi banyak sedikitnya peresapan air ke dalam tanah. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis batuan dan jenis penutup lahan. Cadangan air tanah juga
dipengaruhi oleh cara manusia memanfaatkannya. Bila manusia memanfaatkan air
tanah secara boros, maka ketersediaannya akan cepat habis.
3.
Gejala pada Lithosfer
Antara lain sebagai berikut:
a.
Untuk mengurangi tingkat
erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan membuat sengkedan
(terrasering).
b.
Supaya tidak terjadi
penurunan daya dukung lahan, maka harus diupayakan pemanfaatan lahan dengan
memperhatikan kemampuan lahannya.
4.
Gejala pada Biosfer
Keanekaragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi
bahan pangan. Pada daerah penghasil padi penduduk makan nasi dari beras, pada
daerah gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya.
Keberadaan hewan juga demikian, contoh orang Thailand menggunakan gajah untuk
membantu pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi
dan kerbau. Hal ini disebabkan karena keberadaan dari hewan-hewan itu.
5.
Gejala pada Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini
mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai
keahlian yang berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk
juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini
menyebabkan kehidupannya juga menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang
berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.
Jadi perlu Anda ingat, ruang lingkup geografi secara umum adalah
sama luasnya dengan objek studi yang menjadi kajian geografi, yaitu meliputi
semua gejala geosfer baik gejala alam maupun gejala sosial serta interaksi
antara manusia dengan lingkungannya.
Objek Studi Geografi
Menurut para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam Ikatan
Geograf Indonesia (IGI) melalui seminar dan lokakarya nasional di Semarang,
telah bersepakat mengenai objek studi geografi. Menurut IGI objek geografi
adalah: Objek material dan objek formal.
a.
Objek Material Geografi
Objek material geografi
yaitu merupakan sasaran atau yang dikaji dalam studi geografi. Objek studi
geografi adalah lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer.
Geosfer itu luas sekali,
meliputi:
Ø
Atmosfer, yaitu lapisan
udara: cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
Ø
Lithosfer, yaitu lapisan
batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll.
Ø
Hydrosfer, yaitu lapisan air
meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan
Oceanografi, dll.
Ø
Biosfer, yaitu lapisan
kehidupan: flora dan fauna yang dikaji dalam Biogeografi, Biologi, dll.
Ø
Anthroposfer, yaitu lapisan
manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lapisan lainnya.Tema
sentral artinya diutamakan dalam kajiannya.
Jadi dalam mengkaji objek
studi geografi tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti
Klimatologi, Geologi, Hydrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan
erat dengan ilmu-ilmu lain.
b.
Objek Formal Geografi
Kalau objek material
geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal geografi
bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal adalah metode
atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.
Metode atau pendekatan
objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spatial),
kelingkungan (ekologi), kewilayahan (regional) serta aspek waktu (temporal).
Ø
Aspek Keruangan; geografi mempelajari
suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai
kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari tentang letak, jarak,
keterjangkauan dsb.
Ø
Aspek Kelingkungan; geografi
mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan
komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen
itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air, iklim dsb, dan komponen
hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
Ø
Aspek Kewilayahan; geografi mempelajari
kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal
ini lalu muncul pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu
daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa sebagai gurun.
Ø
Aspek Waktu; geografi mempelajari
perkembangan wilayah berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan
dari waktu ke waktu. Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran
garis pantai dari waktu ke waktu dsb.
Geografi:
a. Sebagai kajian ilmiah, geografi selalu mempelajari gejala di bumi
(fenomena geosfer) yang bertumpu pada konteks keruangan dan kewilayahan. Oleh
karena itu paling sedikit ada tiga pertanyaan yang dapat dijawab melalui kajian
geografi, yaitu mengenai apa, di mana dan mengapa suatu gejala terjadi di
permukaan bumi.
b. Dua hal yang menjadi objek geografi, yakni objek material dan
objek formal. Objek material berkaitan dengan isi atau bahan kajian, sedangkan
objek formal menyangkut metode atau pendekatan pengkajian.
c. Objek kajian (objek material) geografi adalah fenomena geosfer
meliputi atmosfer, lithosfer, biosfer, hydrosfer, dan anthroposfer.
d. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai gejala-gejala geografi
yang tercermin dalam beberapa hal antara lain: persebaran pemukiman, persebaran
pusat kegiatan, banjir, letusan gunung api, gempa dan sebagainya.
e. Untuk mengkaji geografi secara tepat dan ilmiah, perlu dukungan
ilmu-ilmu yang merupakan cabang dari geografi seperti: Geomorfologi,
Meteorologi, Oceanografi maupun disiplin ilmu lain, seperti: Fisika, Kimia,
Biologi, Ekonomi dan sebagainya.
Obyek
Studi Geografi
a. Objek
Material
Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi.
Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:
Ø Litosfer
(lapisan keras),
Merupakan lapisan luar dari bumi kita. Lapisan ini disebut kerak
bumi dalam ilmu geologi.
Ø Atmosfer
(lapisan udara),
Terutama adalah lapisan atmosfer bawah yang
Ø Hidrosfer
(lapisan air),
Berupa lautan, danau, sungai dan air tanah.
Ø Biosfer
(lapisan tempat hidup),
Terdiri atas hewan, tumbuhan.
Ø Pedosfer
(lapisan tanah),
Merupakan lapisan batuan yang telah mengalami pelapukan, baik
pelapukan fisik, organik, maupun kimia.
b. Objek
Formal
Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa
aspek,
Ø Aspek
Keruangan,
Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai”
suatu tempat dari berbagai kepentingan.
Ø Aspek
Kelingkungan,
Geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan
suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah.
Ø Aspek
Kewilayahan,
Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah
dengan ciri-ciri khas.
Ø Aspek
Waktu
Geografi mempelajari perkembangan wilayah
berdasarkan periodeperiode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke
waktu.
tolong tulisannya diperjelas lagi,tapi ini sangat bagus juga buat belajar.thank
BalasHapus